Buddhisme dan Metode Ilmiah

Buddhisme dan Metode Ilmiah – Ehipassiko

 

Lebih konsisten dengan metode ilmiah, dibandingkan dengan agama tradisional yang berdasarkan keyakinan semata, Kalama Sutta menekankan pada penilaian berdasarkan bukti-bukti, bukan ketergantungan pada keyakinan semata, desas-desus maupun spekulasi semata:

 

“Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.”

– Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65

 

Arti yang dimaksud dari sutta tersebut sama seperti “Nullius in verba”  – yang sering diterjemahkan sebagai “Jangan dengarkan siapapun (Take nobody’s word for it)”, moto dari Royal Society.

Dunia yang Tidak Memuaskan

“Sang Buddha tidak murka kepada dunia ini. Beliau memandang dunia ini sebagai sesuatu yang tidak memuaskan dan bersifat sementara, bukannya dianggap sebagai sesuatu yang kejam atau buruk; adalah suatu ketidaktahuan / kebodohan, bukannya sebagai suatu pemberontakan. Beliau tidak sedikit pun terusik terhadap orang orang yang tidak mau mendengarkan kepadaNya, serta tidak menunjukkan kegelisahan dan sifat yang lekas marah.”
Prof. Eliot, Buddhism and Hinduism

Pertempuran Akbar

“Keseluruhan alam semesta merupakan sebuah medan pertempuran yang maha luas. Di mana mana terjadi pertempuran. Suatu kehidupan (eksistensi) tidak lain adalah suatu perjuangan yang sia sia melawan kuman kuman penyakit yang mengerikan, molekul molekul melawan molekul molekul, atom atom melawan atom atom, elektron elektron melawan elektron elektron. Terlebih-lebih lagi, batin merupakan suatu kancah pertempuran yang lebih dramatis. Bentuk bentuk, bunyi bunyi, cita rasa, dll merupakan perpaduan kekuatan kekuatan yang saling berinteraksi dan saling bertempur. Keberadaan yang nyata dari perang membuktikan bahwa terdapat suatu keadaan kedamaian sempurna. Inilah yang kita namakan Nibbana.”
Venerable Narada Thera, The Bodhisatta Ideal

Snowflake Buddha

"Yo Dhammam Desesi Adikalyanam Majjheyakalyanam Pariyosanakalyanam ti"

7 Keunggulan Ajaran Buddha

Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan, atau lainnya. Beliau diagungkan karena kebaikan, kebijaksanaan, dan pencerahanNya. Inilah alasan mengapa kita, seorang Buddhis, menganggap ajaran Buddha sebagai jalan hidup tertinggi.

Apa sajakah keunggulan-keunggulan yang menumbuhkan kekaguman kita terhadap ajaran Buddha? Read the rest of this entry »